Selasa, 25 Agustus 2015

Daftar Wanita Yang Haram Dinikahi Dalam Islam

| Selasa, 25 Agustus 2015 | 0 komentar

1. Wanita yang masih bersuami
2. Wanita dalam iddah
3. Wanita yang murtad
4. Wanita non muslim
5. Wanita Mahram
6. Wanita yang sepersusuan
7. Wanita mahram karena ipar
8. Wanita yang jadi istri kelima
9. Wanita yang merupakan bibi dari istri
10. Wanita yang ditalak tiga
11. Wanita yang sedang ihram
12. Wanita yang di li’an
13. Wanita yang hilang keperawanannya sebelum baligh
14. Wanita yatim (tidak punya ayah dan kakek)

1. Wanita yang masih bersuami
Sebagaimana telah dijelaskan dalam postingan sebelumya bahwa wanita yang masih bersuami haram untuk menjadi istri dari pria lain selama masih bersuami. Meskipun telah pisah ranjang dalam waktu yang cukup lama, selama suami pertamanya belum menceraikannya tetap haram dinikahi. Karena Islam tidak mengenal poliandri.
2. Wanita dalam iddah
Wanita yang sedang menjalankan iddah haram untuk dinikahi. Baik iddah karena diceraikan suaminya ataupun iddah karena suaminya meninggal.
3. Wanita yang murtad
Wanita yang murtad haram dinikahi. Murtad adalah keluar dari Agama Islam baik dengan perkataan, dengan perbuatan ataupun hanya dengan tekad atau berniat murtad. Wanita seperti ini boleh dinikahi jika sudah kembali masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
4. Wanita non muslim
Maksud wanita non muslim disini adalah selain wanita ahli kitab (Nasrani dan Yahudi). Wanita non muslim, baik itu beragama Budha, Hindu, Konghucu dan lain-lain tidak boleh dijadikan istri oleh seorang muslim. Adapun wanita ahlul kitab, Nasrani dan Yahudi boleh dijadikan istri dengan syarat-syarat tertentu. Pembahasan tentang syarat-syarat ini akan dibahas dengan rinci pada postingan lainnya. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 221.
5. Wanita Mahram
Yang ini sudah sangat jelas, wanita yang menjadi mahram (yang sering disebut muhrim oleh orang awam) atau wanita yang merupakan keluarga ataupun senasab haram dijadikan istri. Pembahasan tentang mahram dan rinciannya akan dibahas dalam postingan yang lain secara rinci. Anda juga bisa lihat dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 23.
6. Wanita yang sepersusuan
Wanita seperususan otomatis menjadi mahram yang haram alias tidak boleh dinikahi. Dalam fikih disebut dengan radla’ah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 23.
7. Wanita mahram karena ipar
Dalam fikih periparan ini disebut dengan mushaharah. Wanita yang menjadi mahram karena periparan seperti adik atau kakak ipar ataupun mertua haram dinikahi dalam Islam. Ini juga terdapat dalam surat An-Nisa ayat 23.
"Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[281]; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Tidak boleh menikahi mahram
8. Wanita yang jadi istri kelima
Haram menjadikan wanita untuk jadi istri kelima. Karena dalam Islam poligami hanya diizinkan dengan empat istri dengan syarat-syarat tertentu. Kecuali suami yang beristri 4 tersebut menceraikan salah satu istrinya, maka boleh menikah lagi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 3.
9. Wanita yang merupakan bibi dari istri
Haram atau tidak boleh menikahi atau berpoligami dengan bibi dari istri sendiri ataupun saudari wanita dari istri sendiri. Kecuali sudah bercerai dengan ataupun istrinya sudah meninggal. Lihat dalam QS. An-Nisa ayat 23. Rasulullah saw juga dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Abu Dawud menyebutkan bahwa:
Tidak boleh dalam satu pernikahan disatukan antara seorang wanita dengan bibi saudari ayah. Dan juga tidak boleh antara bibi tersebut dengan keponakannya (anak saudaranya), tidak boleh juga antara bibi saudari ibu dan antara bibi tersebut dengan keponakannya (anak saudaranya) dan antara dua wanita baik yang kecil maupun yang besar.
10. Wanita yang ditalak tiga
Haram seorang pria menikah kembali dengan istrinya yang telah ditalak 3. Kecuali jika wanita tersebut sudah pernah menikah lagi dengan pria yang lain dan bercerai kembali. Sebagaimana sudah dimaklumi dalam hadits.
11. Wanita yang sedang ihram
Sebagaimana telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, bahwa wanita yang sedang ihram, baik itu ihram haji ataupun umrah haram untuk dinikahi. Kecuali jika ihramnya sudah selesai, maka boleh dinikahi meskipun dia masih berada di kota Mekkah.
putus cinta
Psangan li'an tidak boleh menikah
12. Wanita yang di li’an
Wanita yang di li’an atau dituduh berselingkuh oleh suaminya tanpa bukti dan wanita tersebut membantah tuduhannya. Maka jalan keluarnya adalah si suami harus bersumpah sebanyak 4 kali bahwa dia orang yang benar dan juga harus bersumpah untuk yang kelima kalinya disertai dengan bersedia menerima laknat dari Allah apabila dia berbohong. Begitu juga sang istri harus bersumpah sebaliknya sebanyak empat kali bahwa suaminya yang berdusta dan bersumpah untuk yang kelima kalinya disertai dengan pernyataan bahwa dia bersedia menerima adzab Allah jika dia berbohong. Jika hal seperti ini terjadi, maka pasangan suami istri ini harus dipisahkan selamanya, tidak boleh lagi atau haram menikah kembali dan menjadi suami istri. Sebagaimana Nabi saw pernah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqy: Dua orang yang saling li’an tidak boleh berkumpul selamanya.
13. Wanita yang hilang keperawanannya sebelum baligh
Jika ada wanita yang telah hilang keperawanannya dan dia masih kecil serta belum baligh. Maka haram dinikahi sampai mencapai usia baligh. Ini karena wanita yang sudah tidak perawan hanya bisa dinikahi bila dirinya sendiri memberi izin, tidak tergantung pada izin walinya lagi. Sedangkan dalam fikih Islam, izin disebut sah apabila diberikan oleh orang yang sudah baligh, bukan oleh anak kecil.
14. Wanita yatim (tidak punya ayah dan kakek)
Sebagaimana pernah dijelaskan sebelumnya dalam postingan berjudul Syarat-Syarat Menjadi Wali Nikah Dalam Islam, bahwa yang boleh menikahkan seorang wanita yang masih gadis hanyalah Ayah dan Kakeknya jika gadis tersebut masih belum baligh. Ini artinya haram menikahi seorang gadis yang masih belum baligh kecuali atas izin wali mujbirnya (Ayah atau Kakeknya). Nah, jika ayah dan kakeknya sudah meninggal, maka gadis tersebut haram dinikahi dan wali lainnya tidak boleh ada yang menikahkan hingga dia mencapai usia baligh terlebih dahulu.
Itulah 14 wanita yang haram dinikahi dalam Islam dengan segala sebab-sebabnya. Allah wa Rasuluh A’lam
Daftar Wanita Yang Haram Dinikahi Dalam Islam Rating: 9 dari 10 diulas oleh WartaOne. Dilihat: 99999
Baca - Daftar Wanita Yang Haram Dinikahi Dalam Islam

Senin, 07 Juli 2014

Catatan Remuk Hatiku

| Senin, 07 Juli 2014 | 0 komentar

Pupus sudah harapan ku, doaku slama ini tiada artinya
Masihkah ada harapan untuk ku Ya Alloh

Seberapa besar pun sayangku padamu
Seberapa dalam pun cintaku padamu
Seberapa tulus pun perasaanku padamu
Seberapa jujur pun hatiku padamu
Tak pernah membuat kamu percaya padaku
Kau hanya memandang sinis padaku
Kau selalu menganggap bohong terhadap keseriusanku
Kau hanya menganggap remeh usaha dan doaku

Semua hanya karenamu
Aku sudah berusaha semampuku
Kenapa Jadi Begini
Tak Menyangka Hanya Serasa Sedeitik Kita Bersama
Aku Hanya Berharap Kita Bisa Bersama Selamanya
Setiap Hari Aku Terus Memikirkanmu
Meski Kau Hanya Tahu aku tak memperhatikanmu
Tapi apa kau benar-benar tahu isi hatiku
Kadang ucapan tak mampu mewakili isi hatiku
Hingga kau hanya menatap kalimatku tanpa memperhatikan isi hatiku
Aku Berharap Kau Kembali Padaku
Ya ALLOH tolong hambaMu

Sampai detik ini biarpun kau tak menghubungiku bahkan mungkin kau membenciku, namun aku tetap memikirkanmu dan tetap berharap kau kembali padaku, kalaupun kau memutuskan hubungan kita aku hanya bisa berdoa untuk kita bisa bersma selamanya. Bukan aku tak mau menghubungimu, aku hanya berkaca dan koreksi diriku mungkin perlu berbenah untuk mempersiapkan langkah yang lebih nyata untuk bisa meyakinkanndan memilikimu. Bukan aku tak mau menghubungimu tapi aku hanya takut jika kau semakin jauh dariku karena kesalahan kata dan ucapanku. Sayang, aku mohon padamu, teguhkan hatimu, jika kata-katamu dulu itu sebagai janjimu, dan aku yakin, doa dan harapan kita pasti mendapat restu. Kapan? Tanyakan pada hatimu, kapan?

Ya Alloh matikan saja hamba, tidak kuat hamba menahan rasa ini Ya Alloh, jika memang itu lebih baik dari pada hamba menanggung dosa yang lebih banyak lagi, tp jika tidak kau hentikan nafas ini, berikan hamba sakit sebagai penebus dosa-dosa hamba

#2i0o1n4
Catatan Remuk Hatiku Rating: 9 dari 10 diulas oleh WartaOne. Dilihat: 99999
Baca - Catatan Remuk Hatiku

Senin, 05 Mei 2014

Kangen

| Senin, 05 Mei 2014 | 0 komentar

Matamu
Keheningan di  gegap gempita langit
merampungkan bahagia yang akan tercipta
lewat hujan air mata
laksana tirus matamu mericis
sarang luka di dadaku yang menggenang

Rancak jiwamu saat kuselisir
bersama rindu leburkan getir
"adakah yang lebih mantra  dari matamu"
yang menyulap luka luka menjadi gula gula?

Engkaulah bunga mewangi di mimpi
engkaulah naungan ksatria tersesat
engkaulah peta segala tuju kekinian
engkaulah pelarut pada batu pada hatiku

 Namun aku melihatnya sedih membaur bersama terista
dikelopak kembang matamu saat
selaksa bening intan berpijar
direruntuhan payau air matamu
ini dadaku benamkan jingga di wajahmu
taburkan manik manik luka
hingga melaung segala terista
lesap bersama air mata
Kangen Rating: 9 dari 10 diulas oleh WartaOne. Dilihat: 99999
Baca - Kangen

Kamis, 24 Januari 2013

Aku Ingin Kau Tahu

| Kamis, 24 Januari 2013 | 0 komentar

Ada seorang gadis, wajahnya cantik, anggun dan mempesona yang membuat siapapun akan jatuh hati bila memandangnya. Dia ramah dan bersahaja, tidak memandang siapapun orang yang ada di hadapannya, semua dianggapnya sama. Dia tidak tebang pilih untuk mencari teman, apakah mereka jelek, tampan, kaya atau miskin. Itulah salah satu yang menjadi ketertarikanku padanya. Sebut saja namanya Santi , pertama kali bertemu dengannya, hati ini bergetar entah kenapa, ada rasa canggung, takut salah bahkan merasa kikuk hanya sekedar bertanya saja. Halah, aku anggap waktu itu hanya kebetulan saja. Kenapa? Karena dari dulu aku memang belum bisa langsung berinteraksi secara supel dengan teman-teman yang baru, butuh waktu lamaaaa sekali untuk bisa akrab dengan siapapun yang baru aku kenal.
Akan tetapi ini memang lain bila aku rasakan sekarang, jika aku teliti lagi kejadian-kejadian yang aku alami sejak duduk di bangku sekolah dasar. Memang kalau dihitung berpacaran aku jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan teman-teman sebayaku. Memang dulu ketika masih duduk di bangku sekolah dasar aku sudah merasakan getaran-getaran perasaan yang seolah-olah mengguncang hati dan tubuhku, tiap kali bertemu salah satu teman, Yanti namanya. Ada perasaan senang, damai ketika itu. Hanya saja waktu itu aku bingung gimana caranya mengungkapkan perasaan yang aku alami itu kepadanya, hingga menginjak SMP. Karena perbedaan sekolah, aku di sekolah negeri dan dia di sekolah terbuka, akhirnya aku jarang ketemu, bisa ketemu hanya waktu ujian saja. Sebenarnya waktu itu aku masih berharap untuk bisa dekat lagi dengannya dan bisa mengungkapkan isi hatiku. Aku hanya bisa memasang intelijen, untuk mengamati dan mengawasi perilaku gadis itu di SMP Terbuka. Hal itu berlangsung hingga aku kelas 3, tidak membuahkan hasil untuk aku bisa mendekatinya, karena terbentur dengan jarak sekolah dan waktu untuk bisa bertemu dengannya, hingga akhirnya aku putus asa. Di tengah keputusasaan itu, ada jawaban, ternyata Yanti tidak mencintai aku, kenapa aku punya argumen demikian, karena dia sudah berpacaran dengan laki-laki lain. Akhirnya dengan berat hati aku harus melupakannya, meski sakit rasanya.
Seiring dengan itu, aku terus mencari dan mencari pengganti lara hatiku, hingga suatu ketika Alloh mempertemukan seorang gadis bernama Ely. Waktu itu aku sangat bersyukur, dialah harapan aku, anugerah dari Alloh yang bisa menjadikan aku nanti tenang, damai, bisa melampiaskan apapun yang aku alami untuk bisa berbagi dengannya, saling menasehati dan sebagainya, buanyak sekali harapan-harapan yang aku tumpahkan kepadanya.
Namun perjuangannya aku tidak semudah yang aku bayangkan. Butuh waktu dan kesabaran, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, kalo kata pujangga. Hanya itu yang menjadi semangat untuk mendapatkan Ely.
Sejak mengenalnya, hampir tiap minggu, tiap libur sekolah aku usahakan untuk datang ke rumahnya hanya mengemis cinta darinya, dengan cara apapun dan bagaimanapun, karena hati ini sudah terbakar asmara.
Sejak aku sudah berani mengungkapkan rasa cinta, terus menerus tiap kali datang ke rumahnya aku selalu berusaha untuk bisa mendapatkan cintanya, merayunya untuk mau ku ajak berpacaran. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan hingga aku SLTA. Aku hanya menunggu jawaban, karena waktu itu tiap kali aku ajak untuk berpacaran, dia selalu menjawab, nanti aja kalo aku sudah SLTA. Waduh pusing tujuh keliling.
Sejak di SLTA itulah aku merasa putus asa lagi, dan aku hanya bisa meratapi nasib, memang aku mungkin ditakdirkan untuk tidak memiliki seorang pacar, aku harus fokus untuk belajar dulu. Namun perasaan tidak bisa diajak kompromi, terus mengganggu aktifitasku, tidak bisa begitu saja melupakannya. Ketika kos di Kota Blitar, karena waktu itu aku sekolah di salah satu sekolah kejuruan terbesar di Kota Blitar, beberapa gadis berusaha mendekati aku. Akan tetapi aku tidak bisa menerima mereka, karena hatiku sudah terkunci untuk seorang Ely dan menunggu janji Ely, jika dia sudah SLTA akan mau menjadi kekasihku. Hingga saat yang aku nantikan datang, benar saja ketika dia sudah duduk di kelas satu di sebuah sekolah kejuruan juga, namun di sekolah berbeda. Waktu itu dia datang ke tempat kos di mana aku nge-kos, dia tidak mengatakan apapun, dan aku juga bingung harus mengatakan apa. Meski berat sekali memang, aku harus bisa merelakannya, ada kabar yang beredar waktu itu, memang masih dari teman-teman yang aku percaya, Ely sudah berpacaran dengan tetangganya. Sebenarnya aku masih mencintainya, namun apa dikata, karena jarak lagi yang harus menghentikan dan memendam harapanku untuk menjadikan Ely belahan jiwaku.
Sejak memiliki perasaan cinta kepada gadis, tidak seperti teman-teman sebayaku, tidak hanya berpacaran saja, sekali berpacaran kalo bisa aku lanjutkan ke jenjang pernikahan, itu memang sudah menjadi tekatku dan aku berjanji berusaha tidak akan menyakiti perasaan perempuan. Sekali berpacaran aku tidak akan memutuskan, kalaupun diputuskan oleh gadis yang aku cintai, biarlah, mungkin aku harus berbenah, ada apa denganku, bisa belajar di mana letak kesalahanku.
Harapan tidaklah pernah sirna jika memang Alloh menghendaki, meski pernah ada dua gadis yang pernah mendampingiku, berpacaran, namun tetap saja belum merasakan sesuatu yang membuatku tenang, damai, dan bahagia seutuhnya.
Hingga akhirnya aku menempuh sekolah di sebuah universitas di Tulungagung, memang sih aku sudah menikah. Tapi belajar bagiku tidak ada batasnya. Dan istriku juga mendukungnya.
Oh iya, kenapa tiba-tiba ceritanya kok aku sudah menikah? Sebenarnya kejadian hingga aku menikah tidak sesingkat itu. Ini berlangsung cukup lama, beberapa tahun kemudian dan membutuhkan proses menemukan jati diri. Sebenarnya siapa dan apa, bagaimana seharusnya aku dan apa yang harus aku lakukan setelah berkali-kali gagal?
Di tengah kegalauan, menambatkan hati ini, akhirnya aku labuhkan diriku kepada seorang gadis yang sekarang menjadi pendamping hidupku hingga saat ini.
Meski dulu pertama kali aku belum mencintainya, namun aku berusaha untuk mencintainya, kalaupun aku kurang bahagia waktu itu biarlah, Alloh yang membimbingku.
Kenangan bersama pacarku dulu aku merasa gundah, belum bisa merasakan nyaman di hatiku, hingga aku dibuat tak berdaya tanpa kata-kata melepas kekasihku. Dan akhirnya kuputuskan lebih baik dicintai dari pada mencintai.
Dari situlah hingga aku berdiri tegak sampai detik ini. Ternyata ada kenikmatan yang luar biasa yang diberikan Alloh kepadaku, yang mungkin belum tentu aku dapatkan jika aku menikah dengan Yanti maupun Ely ataupun gadis yang pernah bersamaku.
Dengan berbekal pengalaman itu aku mulai bisa memahami hidup, untuk apa kita itu hidup dan apa yang kita lakukan dalam hidup ini. Di sinilah aku menemukan lingkungan untuk mempelajari semua itu, mulai dari menyikapi suatu masalah hingga menata diri dan hati, bahwa kita hidup hanya untuk mempersiapkan diri kita menghadap Sang Khaliq, Alloh SWT.
Aku sudah berusaha memahami dan mempelajari itu semua, ya namanya manusia biasa yang hina seperti aku ini, kadang naik kadang turun hati ini dalam menjalani hidup. Tapi aku hanya bisa berusaha lurus di jalan Alloh semampuku meski masih kecil kualitasnya. Lebih baik satu ilmu yang aku mengerti dan itu benar aku lakukan dari pada banyak ilmu hanya dimengerti dan dipahami saja tanpa dilakukan.
Seiring berjalannya waktu semasa perkuliahan, awal mulanya memang tidak ada yang istimewa, berjalan normal seperti saat-saat sekolah dulu, tapi begitu aku bertemu Santi hatiku bergetar entah bagaimana itu bisa terjadi dan itu tidak aku inginkan namun tetap saja tiap kali melihat dia selalu begitu, padahal waktu itu aku belum mengenalnya, dan kuanggap itu hanya keminderanku saja. Selain itu kalaupun aku merasa ada perasaan cinta itu tidak mungkin dan tidak akan aku indahkan karena aku sudah beristri. Apapun alasannya aku harus mampu mengendalikan diri sedapat mungkin untuk menahan nafsu asmara itu kalaupun saat itu benar getarnya hatiku memang cinta.
Yang kurasakan ini sama persis dengan yang kurasakan ketika saat bersama Yanti dan juga ketika bersama Ely.
Hari-hari terus berlalu seperti biasa tanpa ada yang istimewa, hingga teman-teman sekelas akhirnya saling mengenal nama dan asal mereka masing-masing. Pembelajaran terus berjalan seperti adanya, hingga menginjak semester 2. Ketika di semester 2 itulah awal kedekatan kita dan bersama-sama mengadakan tour dengan teman se-kelas, di sebuah pantai yang indah di selatan pulau jawa, tempatnya asyik dan menyenangkan jika untuk memadu kasih di sana. Istri dan anakku kuajak juga, semua bergembira bersama, bercanda, tertawa, hingga bermain air dan kejar-kejaran layaknya mengenang masa-masa indah kanak-kanak dulu, bisa dikatakan seolah-olah semua masalah dan problema hidup terlupakan waktu itu.
Ketika semester empat kedekatanku dengan Santi seolah seperti dua sejoli yang tak dapat dipisahkan, namun itu hanya sebatas sahabat, aku dan dia saling mengerti dan memberi pengertian kalau aku sudah beristri dan dia pun tidak canggung untuk berkeluh kesah kepadaku, apapun yang dirasakannya hampir selalu dia ceritakan kepadaku, begitupun aku, apa yang kualami juga kukatakan padanya, hanya saja bedanya ada rahasia-rahasia rumah tangga aku yang harus aku jaga yang tidak dapat aku ceritakan kepadanya karena itu amanah dan tanggung jawabku sebagai pemimpin keluarga. Selebihnya aku ceritakan apa adanya kepada Santi.
Tiap hari dan tiap malam sebenarnya aku gelisah, kenapa harus begini perasaanku, apa yang harus aku lakukan dan aku perbuat. Aku tidak mau sebenarnya hal ini terjadi kepadaku, tapi apakah ini sudah kehendak atau hanya nafsuku belaka. Tak bisa aku membedakannya.
Kalaupun memang benar ini perasaan cinta, haruskah aku mengatakannya kepada Santi, biar dia tahu dan cukup tahu saja. Akan tetapi jika dia tahu yang aku takutkan, bagaimana jika dia sampai membenciku dan menjauh dariku. Dan itu artinya percuma persahabatan ini aku jalin, persahabatan ini cukup berarti bagiku, tali silaturrohim yang aku rangkai hingga detik ini akan terputus begitu saja. Itulah yang benar-benar aku takutkan. Ya Alloh, berilah petunjuk-Mu.
Apakah tidak boleh jika aku memiliki perasaan lebih kepada Santi, aku hanya ingin dia tahu saja. Kalaupun dia menerima cintaku, aku sangat bahagia sekali. Aku cuma ingin tahu jawabannya, apalagi jika dia juga mencintaiku, itu merupakan anugerah yang luar biasa bagiku. Aku juga tidak bisa memaksanya untuk mencintaiku, yang aku inginkan cukup dia tahu bahwa aku mencintainya. Aku ingin dia mengerti isi hatiku, aku tidak berharap banyak darinya. Hanya ingin mengetahui juga perasaannya kepadaku, syukur-syukur kalau dia juga mencintaiku. Kalaupun jika aku berharap dia menjadi istriku, itu sangat jauh untuk digapai dan sulit terjadi dan sangat mustahil, hanya Alloh Yang Maha Tahu hanya Alloh Yang Maha Menghendaki. Aku tidak mau menyakiti orang yang aku cintai, bahkan kalau bisa aku membahagiakannya dengan cara apapun yang bisa aku lakukan. Asal dia tidak memutuskan hubungan silaturrohmi maupun sahabat, bahkan kalau memang dia juga mencintaiku. Kata cinta kepadaku sudah cukup rasanya bagiku. Aku cuma bisa berharap dan berdoa kita saling memahami dan mengerti, kalaupun cinta tidak bisa saling memiliki yang terpenting tetap terjalin silaturrohmi. Tetap ada ikatan hati dan hubungan kita tidak akan berubah apapun yang terjadi nanti.
”Segala sesuatu yang terjadi hanya atas ijin Alloh semata. Semoga Alloh memberi petunjuk di jalan yang terbaik bagi kita. Amin”
Aku Ingin Kau Tahu Rating: 9 dari 10 diulas oleh WartaOne. Dilihat: 99999
Baca - Aku Ingin Kau Tahu

 
© Copyright 2012|3. Karya Tulis . All rights reserved | Karya Tulis is proudly powered by Blogger.com